Rabu, 21 Maret 2012

SKIZOAFEKTIF

DEFINISI
}  Suatu gangguan jiwa yang gejala skizofrenia dan gejala afektif terjadi bersamaan  dan sama-sama menonjol.
}  Onset yang tiba-tiba pada masa remaja
                Fungsi pramorbid baik
                Terdapat stresor yang jelas
                Riwayat keluarga dan gangguan afektif.
}  Prevalensi : ½ % lebih banyak pada wanita.
}  Berdasarkan national comorbidity study, didapatkan bahwa, 66 orang yang di diagnosa skizofrenia, 81% pernah didiagnosa gangguan afektif yang terdiri dari  59% depresi dan 22% gangguan bipolar. Dengan kata lain, depresi adalah komorbid tertinggi dari skizofrenia.

TIPE-TIPE SKIZOAFEKTIF
Beberapa Tipe Skizoafektif
}  Gangguan Skizoafektif tipe Manik
}  Gangguan Skizoafektif tipe Depresif
}  Gangguan Skizoafektif tipe Campuran

penjelasan...
}  1. Gangguan Skizoafektif tipe Manik
                                - Disebut juga Manic Disorder
                                - Gangguan mood (suasana hati) yang mudah berubah-ubah
                                (naik atau turun)
                                - Contoh : Ada suara musik, langsung joged-joged
                                - Biasanya tidak cerdas dalam perhitungan
}  2. Gangguan Skizoafektif tipe Depresif
                                - Termasuk dalam Major Depression
                                - Cirinya, jika berbicara tidak proporsional dan ke bawah
                                - Tipe :     a. Agresif => Menyerang orang lain
                                                b. Menyalahkan diri sendiri
                                - Keluhan : * Sering tidak bisa tidur
                                                       * Tidak punya tenaga
}  3. Gangguan Skizoafektif tipe Campuran
                                - Merupakan gabungan dari Tipe Manic dan Depresi

DIAGNOSIS
Pedoman Diagnosis Gangguan Skizoafektif
}  Gejala Skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol atau dalam beberapa hari sesudah yang lain, tetapi dalam satu episode penyakit (tidak memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia maupun gangguan afektif).
CARA PENANGANAN
1.       Penanganan pasien gangguan   skizoafektif meliputi :
                - perawatan rumah sakit
                - medikasi
                - terapi psikososial
2.       Farmakoterapi
}   Gejala manik     : antimanik
}   Gejala depresi : antidepresan
             Pasien dengan gangguan skizoafektif, tipe depresif, harus diberikan percobaan anti depresan dan terapi elektrokonvulsan (CT) sebelum mereka diputuskan tidak responsive terhadap terapi anti depresan.
}   Gejala bipolar : antipsikotik. harus mendapatkan percobaan lithium, carbamazepine (Tegretol), valporate (Depakene), atau suatu kombinasi obat-obat tersebut jika satu obat saja tidak efektif
}  3. Psikoterapi
a. Psikoterapi suportif
             Psikoterapi ini dapat dilakukan dengan bimbingan, reassurance, serta terapi kelompok
b.Psikoterapi reedukatif
             > Terhadap Pasien :
Memberikan informasi kepada pasien dan edukasi mengenai penyakit yang dideritanya, gejala-gejala, dampak, faktor-faktor penyebab, pengobatan, komplikasi, prognosis, dan risiko kekambuhan agar pasien tetap taat meminum obat dan segera datang ke dokter bila timbul gejala serupa di kemudian hari
}  Memotivasi pasien untuk berobat teratur
}  Mengajarkan terapi relaksasi pada pasien saat pasien marah ataupun akan marah sehingga diharapkan pasien dapat mengontrol marahnya dan mengemukakan amarahnya dengan cara yang lebih halus.
>Terhadap Keluarga :
}   Memberikan edukasi dan informasi mengenai penyakit pasien, gejala, faktor-               faktor pemicu, pengobatan, komplikasi, prognosis, dan risiko kekambuhan di            kemudian hari.
}    Menjelaskan kepada keluarga bahwa salah satu faktor pemicu penyakit pasien saat ini adalah keluarga pasien yang mengabaikan pasien
}   Meminta keluarga untuk mendukung pasien pada saat-saat setelah sakit agar                 pasien dapat mengalami remisi.
c. Terapi kognitif perilaku
}   Dilakukan untuk merubah keyakinan yang salah dari pasien dan memperbaiki distorsi kognitif

Peran Fisioterapi
}  a. General rileksasi
}  b. Rekreasi (AFR) : permainan misal puzzle
}  c. Exercise : senam 

Kamis, 16 Februari 2012

Jika Nabi Muhammad Datang ke Rumahmu

jika Nabi Muhammad datang ke rumahmu,
untuk meluangkan waktu sehari dua hari bersamamu,
tanpa kabar apa-apa sebelumnya,
Apakah yang akan kau lakukan untuknya?

akankah kau sembunyikan buku duniamu,
lalu kau keluarkan dengan cepat kitab hadist di rak buku?
atau akankah kau sembunyikan majalah-majalahmu,
dan kau hiasi mejamu dengan Qur'an yang telah berdebu?
akankah kau masih melihat film X di TV, komputer atau layar HPmu,
atau dengan cepat kau matikan sebelum dilihat Nabi?
maukah kau mengajak Nabi berkunjung ke tempat yang biasa kau datangi,
ataukah dengan cepat rencanamu kau ganti?
akankah kau bahagia jika Nabi memperpanjang kunjungannya,
atau kau malah tersiksa karena banyak yang harus kau sembunyikan darinya?

jika Nabi Muhammad tiba-tiba ingin menyaksikan
akankah kau tetap mengerjakan pekerjaan yang sehari-hari biasa kau lakukan?
akankah kau berkata-kata seperti apa yang sehari-hari kau katakan?
akankah kau jalankan sewajarnya hidupmu seperti halnya jika Nabi tidak ke rumahmu?

sangatlah menarik untuk tahu
apa yang akan kau lakukan
jika Nabi Muhammad datang, mengetuk pintu rumahmu.


 Motivasi_Net's Cool Site Of The Day


pembaca yang baik ,, tinggalkan pesan ... oke ,,

DOA'KU


Tuhanku, bentuklah diriku menjadi manusia yang cukup kuat untuk menyadari manakala aku lemah. Dan cukup berani untuk menghadapi diriku sendiri manakala aku takut. Manusia yang memiliki rasa bangga dan keteguhan dalam kekalahan, rendah hati dan jujur dalam kemenangan.


bentuklah diriku menjadi seorang yang kuat dan mengerti, bahwa mengetahui serta mengenal diri sendiri adalah dasar dari segala ilmu yang benar.


Tuhanku, janganlah diriku Kau bimbing pada jalan yang mudah dan lunak, biarlah Kau bawa aku kedalam gelombang dan desak kesulitan tantangan hidup. Bimbinglah diriku, supaya aku mampu tegak berdiri di tengah badai, serta berwelas asih kepada mereka yang jatuh.


Bentuklah diriku, menjadi manusia berhati bening dengan cita-cita setinggi langit. Seorang manusia yang sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum memimpin orang lain.


Seorang manusia yang sanggup meraih hari depan tapi tak melupakan masa lampau, Dan setelah segala menjadi milikku semoga diriku dilengkapi hati yang ringan untuk bergembira serta selalu bersungguh-sungguh namun jangan sekali-kali berlebihan.


Berikan kepadaku kerendahan hati, kesederhanaan dan keagungan yang hakiki, pikiran cerah dan terbuka bagi sumber kearifan dan kelembutan dari kekuatan yang sebenarnya. sehingga  orang tuaku, akan berani berkata: "hidupku tidaklah sia-sia".


Amin,,



by : hendra adikusuma
pembaca yang baik ,, tinggalkan pesan ... oke ,,

In-Your-Face Fitness: Dumbbells can make you brainy


Actor Jesse Eisenberg's character in the movie"Zombieland"extolled the virtues of "cardio" as an apocalyptic survival tool. It probably didn't cross his mind it was making him a more scrumptious target for the walking dead.

All supposing a better-functioning brain is also a tastier one, that is. A growing body of evidence shows that regular exercise — be it resistance training or aerobic — helps ward off a host of cognitive impairments and enhances brainpower all life long.

"It's a medium-sized effect — but since we're talking about the brain, medium is good," says Michelle Voss, assistant professor of psychology at the University of Iowa and lead author on a 2011 review of the effect of exercise on cognition.

I'd say very good.

Voss and her team examined more than 100 studies on the topic and discovered some interesting things. Here's one: The brain benefits of resistance training (such as lifting weights) seem to differ from those you get from aerobic exercise. "Aerobic exercise improves ability to coordinate multiple things, long-term planning and your ability to stay on task for extended periods," she said. Resistance training, which is much less studied than the aerobic side of things, "improves your ability to focus amid distracters."

This makes sense to me: Aerobic exercise such as running involves staying on task for a long time, and if you're training to get better, you need to stick to a plan. Weightlifting requires ignoring the spandex and lousy gym music and focusing enough to prevent the barbell from crushing your trachea during bench press. Perhaps honing the discipline for aerobic exercise and/or learning to tune out gym distractions reaps benefits for the other, non-athletic parts of your life.

The details of what's going on inside the skull are fascinating. Voss explained that MRIs of people in their 60s showed increases in gray and white matter after just six months of exercise. This happens in the prefrontal and temporal lobes, sites that usually diminish with age. With exercise, Voss says, they grow.

Voss also explained that the hippocampus area of the brain, key for memory formation, shrinks 1% to 2% per year in those older than 60, but when people in this age group begin fitness regimens, it grows by 1% to 2% instead.

Beyond growing one's brain, exercise improves the ability of different parts of the brain to work together, Voss says. It talks to itself better, but not in a multiple-personality kind of way.

Exactly how hard were they pushing these over-60s? I could see how the excitement would be curtailed if you had to become a power-lifting marathoner to reap the benefits. But that's not the case. Simple brisk walking for 45 minutes three times a week gets results.

Going much beyond that won't give your brain much more, Voss added: "There definitely is a law of diminishing returns. The difference between zero and moderate exercise is significant, whereas the difference between moderate and high exercise is much less so."

What's definitely clear is this: Sitting = bad.

Exercise also can help if you've got a genetically programmedAlzheimer'stime bomb ticking away in your noggin. In 2000, Dutch researchers published a study of 347 men, some of whom were genetically prone to Alzheimer's due to a certain gene variant. Adjusting for a number of confounding factors such as smoking, drinking and education, the researchers found that the inactive couch potatoes with the brain-wasting gene variant were four times more likely to develop Alzheimer's than the workout warriors who carried the trait.

Voss agreed that people at greater risk for cognitive decline have the most to gain from being active. In other words, if your parents or grandparents are pouring milk into the dishwasher and putting salt in the sugar bowl, you need to get moving.

But even without genetic tendencies, exercise reduces your risk of developing silent brain infarcts. And if you surmise that "silent brain infarct" is something unpleasant, you're right. It's also called a "silent stroke." It's a lesion. On your brain. That's bad.

Columbia University researchers published a study of 1,238 elderly people in the journal Neurology last year, reporting that the 25% who were the most physically active were nearly half as likely to suffer these brain lesions compared with their inactive counterparts.

Cerebellums and cerebrums and medullas, oh my!

Scare tactics are lousy motivators for physical activity, so let's just forget all that doom and gloom stuff. (If you have the bad gene variant, forgetting should be easier.) Instead, focus on the benefits of enhancing brain function.

Last year, researchers from the University of South Carolina put 35 subjects on treadmills to figure out what exercise does for building mitochondria in the brain. If you remember middle school biology, you'll recall that mitochondria are the powerhouses of the cell.

Granted, these "subjects" were mice, and that's just as well, because the researchers then dissected the rodents' brain tissue and examined the difference between treadmill-aficionado mice and cage-potato mice. Lo and behold, eight weeks of treadmill running made mouse brains more fatigue-resistant, due to an increase in mitochondria. The little quadrupeds had pumped up their cognitive capabilities.

Voss explained that increased mitochondria increases the brain's ability to get blood and oxygen where it needs to go. "There is a shorter refractory period as well," meaning you recover quicker.

This comes in handy. When I go for a long run, cycle or other workout session, it's my brain that pushes me. I have to resist my legs saying, "Dude, we're done." My brain is what drives them by replying, "No, keep going." When your body is screaming at you to stop, it takes a tremendous effort of will to override that. I believe the mental aspect of exercise is primary.

Nike says, "Just do it," but understand that it's the brain that's doing; it's running the show and making those arms and legs move. And getting stronger, mile by mile.

So much for the dumb jock stereotype.

Fell is a certified strength and conditioning specialist in Calgary, Canada.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo